Posisi mana klub-klub Liga Primer akan lolos ke Eropa?
Dalam kondisi tertentu, klub-klub Liga Primer berikut akan lolos ke Eropa:
Tim-tim yang finis di posisi empat besar tampil di fase grup Liga Champions di musim selanjutnya.
Tim yang berada di peringkat kelima akan berjuang di fase grup Liga Europa dan bisa bergabung dengan juara Piala FA.
Adapun juara Piala Liga mengamankan tempat di play-off Liga Konferensi.
Bisakah posisi kedelapan di Liga Primer lolos ke Eropa?
Tidak. Kesuksesan tim lain di Eropa tidak menawarkan peringkat kedelapan di Liga Primer jalan menuju kompetisi Eropa.
Di sisi lain, merujuk pada kondisi di atas, sebuah tim boleh berada di posisi mana pun di Liga Primer - bahkan terdegradasi - dan masih bisa lolos ke Eropa di musim selanjutnya dengan cara menjuarai piala domestik atau jadi juara Eropa.
Berapa banyak klub Liga Primer bisa lolos ke Liga Champions?
Total lima tim Liga Primer bisa lolos ke fase penyisihan grup Liga Champions. Skenario ini berpeluang terjadi apabila klub Liga Primer yang tidak finis di posisi empat besar berhasil menjuarai kompetisi kasta teratas Eropa itu.
Kemungkinan lainnya lima klub Liga Primer menembus fase grup Liga Champions ketika tim kasta teratas Inggris yang finis di luar empat besar jadi kampiun Liga Europa.
Jika klub penghuni empat besar memenangkan Liga Konferensi, mereka tidak akan bermain di Liga Europa sebagaimana mestinya, melainkan berada di fase grup Liga Champions.
Bisakah posisi ketujuh di Liga Primer lolos ke Eropa?
Juga ya. Jika juara Piala Liga finis di posisi lima besar, atau peringkat keenam dalam kasus 'situasi x', kesempatan memainkan play-off Liga Konferensi mereka dihibahkan ke tim berperingkat tertinggi berikutnya di EPL yang tak lolos ke turnamen kasta ketiga Eropa itu.
Bisakah 10 klub Liga Primer lolos ke Eropa?
Entah apakah ini bisa terjadi atau tidak, skenario yang akan membingungkan dan kemungkinannya sangat kecil. Secara teknis hal ini bisa saja terwujud, hanya ketika tak ada satu pun juara bertahan Eropa menyelesaikan musim Liga Primer di spot Eropa.
Artinya, jika sebuah tim dari luar zona Eropa di liga meraih juara di ajang Eropa, tim yang finis di lima besar selain tim juara Piala FA dan Piala Liga, yang akan menguasai play-off, tidak akan terpengaruh dengan tempat mereka masing-masing di kancah Eropa musim depan.
Bagaimana jika klub-klub Liga Primer di luar empat besar juara Liga Champions dan Liga Europa?
Ini akan mengecewakan klub bagi klub yang finis keempat di Liga Primer.
Jika klub Liga Primer menjuarai Liga Champions dan yang lainnya juara Liga Europa sementara mereka gagal finis di empat besar klasemen akhir, maka penghuni empat besar akan digeser ke fase grup Liga Europa.
Kita sebut saja kasus penghuni empat besar terdemosi ke Liga Europa karena takdir sebagai 'situasi y'.
menjadi musim ke-33 Liga Premier, dan musim ke-126 sepak bola papan atas Inggris secara keseluruhan.
adalah juara bertahan empat kali berturut-turut, menjadikannya klub sepak bola Inggris pertama yang memenangkan empat gelar secara berturut-turut.
Musim ini menjadi musim pertama yang menggunakan teknologi offside semi-otomatis, karena klub-klub Liga Premier dengan suara bulat menyetujui penerapannya. Teknologi ini siap diperkenalkan setelah salah satu jeda internasional musim gugur.
- Untuk pertama kalinya sepanjang sejarah, pengeluaran dari sebuah liga pada satu jendela transfer mencapai 1 miliar poundsterling. Liga Primer Inggris adalah pemecah rekor tersebut dengan 1,2 miliar pounds (sekitar 21 triliun rupiah) pada bursa transfer musim panas 2016 lalu.
Bayangkan uang sebanyak itu jika diuangkan secara fisik ke dalam lembaran 100 ribu rupiah, maka bisa dipakai untuk membuat lapangan sepakbola di Stadion Utama Gelora Bung Karno menjadi kolam uang.
Hebatnya lagi, jika pengeluaran dari seluruh kesebelasan dari La Liga Spanyol, Serie A Italia, dan Bundesliga Jerman digabungkan, ternyata masih kalah dengan pengeluaran dari seluruh kesebelasan di Inggris (termasuk Divisi Championship yang ada di peringkat lima soal pengeluaran musim panas ini). Ini artinya, sepakbola Inggris luar biasa menggeliat di bursa transfer kali ini.
Ada andil besar dari mayoritas kesebelasan Liga Primer di sini, di mana 14 kesebelasan berhasil memecahkan rekor transfer di kesebelasan mereka sendiri. Satu tokoh utama pastinya adalah pemain termahal di dunia saat ini yang merupakan nama baru, yaitu Paul Labile Pogba.
"Saya pikir sepakbola sudah gila, pasar (harga pemain) sudah gila," kata Jose Mourinho yang mungkin dengan "gila"-nya membeli Pogba dari Juventus dengan harga 89,3 juta pounds untuk membuatnya menaiki Chevrolet Camaro merah mengkilap ke Carrington, hanya sekadar supaya kita sadar kalau di dalamnya benar-benar Pogba, bukan Bebe.
"Jadi apa yang mahal dan tidak mahal di sepakbola?", tanya Mourinho. Meskipun bingung, kami akan coba bantu menjawabnya.
Liga Primer sangat merepresentasikan 'Brexit' . Maksudnya adalah kesebelasan-kesebelasan Inggris ingin menjalankan bisnis (transfer) dengan kesebelasan luar negeri, tapi sekaligus juga menciptakan pasar mereka sendiri yang terlalu tinggi nilainya.
Arsane Wenger, yang memiliki latar belakang pendidikan ekonomi memberikan pendapat yang spesifik mengenai cara kesebelasan Liga Primer berbisnis.
"Sekarang ini di Eropa ada dua pasar: satu (adalah pasar) untuk kesebelasan Inggris dan satu (pasar) lagi untuk kesebelasan Eropa lainnya," kata Wenger baru-baru ini, seperti dikutip dari
"Ketika pembeli adalah (kesebelasan asal) Inggris, harga bisa berlipat sampai dua, tiga atau kadang 10 kalinya. Jika sebuah kesebelasan Inggris tidak mengincar pemain tersebut, harganya mungkin 5 juta pounds. Jika kesebelasan Inggris tertarik, pemain itu bisa berharga 35, 40 juta, atau 50 juta pounds."
Grafis angka 6 liga dengan pengeluaran terbesar di jendela transfer musim panas 2016
Selama ini kesebelasan Liga Primer mungkin punya daya beli yang tinggi tapi mereka tidak memiliki daya tawar yang tiggi. Semakin ke sini, kecuali ketika Gareth Bale menjadi pemain termahal di dunia, pemain dari Liga Primer sulit untuk pindah ke luar Inggris dengan harga yang tinggi.
Kita bisa melihat dari kasus Joe Hart musim ini. Saat ia tidak terpakai oleh Pep Guardiola, Manchester City sampai rela ia dipinjamkan ke Torino sambil juga tetap membayar (sebagian) gajinya yang tinggi itu.
Begitu juga dengan Bastian Schweinsteiger yang sudah dibandrol murah, 2 juta pounds, tapi tidak kunjung menemukan kesebelasan baru karena tidak ada yang sanggup atau sudi membayar gajinya yang tinggi.
Pada dasarnya, ada beberapa alasan yang membuat Liga Primer bisa menghabiskan lebih dari 1 miliar pounds dalam satu jendela transfer. Alasan pertamanya adalah hasil dari keuntungan hak siar.
Kenaikan sebanyak 70% dari kesepakatan televisi domestiktak terelakkan lagi. Sementara ketika hak siar sudah disebar ke luar negeri, angkanya lebih mencengangkan lagi, yaitu 8,4 miliar pounds untuk tiga tahun ke depan.
Dan Jones, salah satu ahli keuangan di
, berujar bahwa hak siar Liga Primer bukan menjadi satu-satunya faktor. Faktor lainnya adalah pergantian banyak manajer di kesebelasan-kesebelasan papan atas serta berjayanya Leicester City yang membuat persaingan kesebelasan untuk lolos ke Eropa semakin intens.
"Ini seperti badai," kata Jones seperti yang kami kutip dari
"Anda mendapatkan semua faktor (yang mendukung) sekaligus. Jadi saya tidak bisa memprediksi jika jendela transfer tahun depan akan lebih besar daripada tahun ini."
Kesebelasan seperti Real Madrid atau Barcelona pasti sedang khawatir. Bagaimana tidak, kondisi finansial kesebelasan-kesebelasan Liga Primer lambat laun akan mengalahkan kedigdayaan kedua kesebelasan asal Spanyol tersebut dan juga kesebelasan-kesebelasan besar (tajir) Eropa lainnya.
Kita sedang tidak membicarakan kesebelasan atau pemain terbaik dunia. Karena jika topik utamanya adalah pemain terbaik dunia, kita mungkin bisa menemukan mayoritas dari 5 pemain terbaik dunia memang masih bermain di Liga Spanyol.
Namun, jika kita membicarakan hal yang lebih besar, seperti 100 pemain terbaik dunia, seperti kata Jones, "maka jelas sangat berat sebelah ke (Liga) Inggris."
Hal ini ditandakan secara jelas dengan Pogba sebagai pemain termahal dunia yang memilih Manchester United, yang akan menjadi pemicu bagi pemain yang memiliki label "pemain terbaik" lainnya untuk selanjutnya lebih memilih Inggris sebagai tujuan alih-alih Spanyol, Italia, Jerman, atau negara lainnya.
Foto: Action Images via Reuters/Carl Recine
Sepakbola sekarang bukan lagi soal menang atau kalah (atau imbang), tetapi soal bisnis dimana ekonomi, sosial, dan lingkungan juga berperan. Di saat ekonomi Inggris sedang mengalami krisis, rekor demi rekor pemecahan transfer pemain justru semakin marak terjadi tahun ini.
Pembenarannya, kesebelasan-kesebelasan Liga Primer bisa mengeluarkan 1,2 miliar pounds dalam satu jendela transfer adalah dari hasil sponsor, pemasukan siaran televisi yang sangat tinggi, dan banyak faktor lainnya.
Liga Primer menjual hak siar televisi dengan rekor 8,4 miliar pounds untuk tiga tahun ke depan. Tidak heran kita di sini, di Indonesia, agak kesulitan untuk menonton Liga Primer jika tidak berlangganan televisi kabel tertentu yang harganya juga tinggi.
Ini memang merupakan bisnis yang sangat menarik. Bagaimana tidak, karena kesebelasan, pemain, atau penyiar tidak mengalami kerugian sama sekali meskipun harga hak siar menjadi tinggi. Ketika konsumen tidak mampu membayar mahal untuk menonton Liga Primer, biasanya konsumen akan menyalahkan perusahaan televisi kabel mereka, bukan pemegang hak siar (di Indonesia adalah beIN Sports), bukan juga kesebelasan favorit mereka.
Pada tahun 2009, ketika dievaluasi sebagai bisnis normal, Liga Primer diprediksi akan bangkrut dalam dua tahun saja, artinya adalah tahun 2011. Tujuh tahun telah berlalu dan situasi masih belum juga berubah.
"Masih ada banyak ruang (bagi finansial) untuk berkembang. Banyak orang sebelumnya berkata bahwa kondisi pasar ini adalah puncaknya, tapi ternyata terus tumbuh. Jadi saya tidak berpikir kalau Anda bisa berkata bahwa (kondisi finansial) ini sudah mencapai puncaknya," kata Jones.
Jika pertanyaannya kemudian adalah "kenapa?", maka para pakar ekonomi pun belum bisa mendapatkan jawabannya. Kembali mengingatkan tulisan kami pada tahun 2014, sepakbola masih menjadi sebuah UFO (
financial object). Sepakbola benar-benar sebuah "barang" yang ajaib. Dan sepakbola Inggris terlalu populer untuk bangkrut.
Bisakah peringkat keempat gagal tampil di UCL musim depan? Mungkinkah Inggris mengirim 10 wakil di Eropa? Deretan pertanyaan itu terjawab di sini!
Sudah menjadi rahasia umum bahwa penguasa empat besar Liga Primer Inggris mendapatkan tempat di fase penyisihan grup Liga Champions di musim berikutnya. Namun, ada beberapa spot Eropa lainnya yang juga bisa diamankan lewat berbagai rute.
Tiket ke Liga Europa dan Liga Konferensi Eropa juga diperebutkan, masing-masing merupakan kompetisi kasta kedua dan ketiga Eropa.
Jika bukan karena klasemen liga, piala domestik seperti Piala FA dan Piala Liga juga menawarkan jalan menuju gerbang sepakbola Eropa.
Di sini, GOAL akan melihat klub-klub Liga Primer mana yang bisa menembus kompetisi di Benua Biru.
Berapa banyak klub Liga Primer yang bisa lolos ke Eropa?
Sederhananya, melalui posisi liga atau menjuarai Piala FA atau Piala Liga, tujuh klub Liga Primer bisa lolos ke Eropa.
Namun, ada pertimbangan spesial bagi juara bertahan Eropa di Liga Champions, Liga Europa dan Liga Konferensi.
Berapa banyak klub Liga Primer bisa lolos ke Liga Konferensi?
Mengingat juara Liga Konferensi lolos ke Liga Europa musim depan, dan mempertimbangkan semua permutasi di atas, satu klub Liga Primer bisa lolos ke Liga Konferensi apabila juara Piala Liga untuk mendapatkan tempat mereka sendiri di play-off.
Apabila juara Piala Liga finis lebih tinggi dari posisi keenam di Liga Primer, klub berperingkat tertinggi berikutnya di EPL yang tak lolos ke Eropa akan bersiap untuk tampil di Liga Konferensi Eropa.
Berapa banyak klub-klub Liga Primer bisa lolos ke Liga Europa?
Berdasarkan 'situasi y', penghuni empat besar Liga Primer yang menemukan 'tempat baru' di fase grup Liga Europa akan menjadi tambahan bagi tim yang finis kelima dan tim juara Piala FA.
Meski begitu, juara Liga Konferensi yang gagal lolos ke Liga Europa via finis empat besar di Liga Primer atau dengan juara Piala FA juga jadi tambahan klub di fase grup Liga Europa.
Jadi, total empat klub Liga Primer berpeluang tampil di fase grup Liga Europa di musim berikutnya.